ISTANA MAIMUN
Istana maimun merupakan salah satu bangunan peninggalan kerajaan
melayu deli. Istana maimun berlokasi di kelurahan aur,kecamatan medan
baru,kotamadya medan,kira-kira 3 km dari Bandara polonia dan 28 km dari
pelabuhan belawan. Bangunan ini terdiri di atas sebidang tanah berukuran
2I7x200 m,dikelilingi pagar besi setinggi I m dan menghadap ke timur. Di
sebelah baratnya mengalir sungai deli,sedangkan di sebelah selatannya terdapat
bengunan pertokoan dan pemukiman. Di sebelah utaranya dibatasi oleh jalan
tanjung meriam,sedangkan di depannya adalah jalan brigjen katamso.
Istana maimun didirikan pada tahun
I888,didirikan pada masa kesultanan sultan ma’mun al rasyid perkasa alamsyah. Istana
ini didesain dengan meniru gaya tradisional istana-istana melayu,pola india
islam (mugal) dan eropa.Selain mendirikan istana maimun,sultan juga mendirikan
masjid raya al mashun pada tahun I907,dan sebuah kantor kerapatan yang berfungsi
sebagai mahkamah keadilan bagi pemerintahan sultan ma’mun al rasyid alamsyah
pada tahun I906.
Sebagaiman lazimnya bangunan istana kerajaan islam pada zaman dahulu yang selalu dikaitkan
dengan masjid,kira-kira I00 m di depan istana maimun terdapat bangunan masjid
raya al mashun yang berfungsi sebagai masjid kerajaan.
Luas istana maimun 2772 dan menurut denahnya dapat dibagi menjadi 3
bagian,yakni bangunan induk,sayap kiri,dan sayap kanan.
Bangunan induk mempunyai penampil pada bagian depan dan
belakang. Panjang bangunan 75.30 m dan
tingginya I4,40 m. Bangunan ini bertingkat dua yang ditopang sekelilingnya oleh
82 buah tiang batu dan 43 buah tiang kayu dengan lengkungan-lengkungan yang
berbentuk lunas perahu terbalik dan ladam kuda. Atapnya berbentuk limas an dan
kubah,sedang dari segi bahannya adalah atap sirap dan tembaga. Atap limasan
terdapat pada bangunan induk,sayap kiri dan kanan. Sedangkan atap kubah
sebanyak tiga buah terdapat pada penampil depan.
Dilihat dari sudut arsitektur secara keseluruhan bentuk atap adalah
bertupang dua. Melalui koridor bertangga dari batu pualam kita dapat naik ke
tingkat dua bangunan induk yang berteras di kiri dan kanannya yang disebut
anjungan. Dan melalui gerbang dengan pintu dorong ala eropa kita sampai pada
sebuah ruangan yang berfungsi sebagai ruang tamu. Di kiri kanan ruang tamu ada
sebuah bilik (kamar),kedua kamar ini dahulu merupakan kamar kerja bagi para
penjawat dan para dayang. Melalui gerbang dengan lengkungan yang berbentuk
lunas perahu terbalik yang penuh dengan ukuiran motif-motif floralistis dan
geometris kita memasuki ruangan induk pada bangunan indu.k seluas 4I2 M2 yang
dahulu berfungsi sebagai balairung.Ruangan ini dipakai sebagai tempat upacara penobatan raja dan
upacara adat lainnya.
Di sisi kiri ruangan ini terdapat singgasana sultan yang
berwarna-warni,bentuknya segi empat lengkap dengan kubah dan
lengkungan-lengkungan runcing pada ketiga sisinya,balairung diterangi
lampu-lampu Kristal buatan eropa,pada dinding ruangan terdapat hiasan dari cat
minyak motif floralistis dan geometris ada yang distilir dan naturalistis.
Pintu balairung berukuran tinggi dan lebar dan daun pintu terdiri dari dua
lapis yaitu bagian luar dan dalam. Bagian luar pintu terbuat dari kayu,bagian
dalamnya terdiri dari kayu dan kaca.
Pada bidang-bidang segi empat daun pintu bagian dalam terdapat hiasan bunga
yang sedang tumbuh dari sebuah vas yang dilukis secara naturalistis. Di samping
itu di dalam ruangan terdapat beberapa set kursi buatan eropa.
Pada plafonnya terdapat pula motif hiasan yang sama ditempatkan pada
bidang-bidang segi empat dan segi delapan. Di samping itu pada dinding ruangan
tergantung figura dan lukisan serta foto-foto sultan deli terdahulu. Yang
menarik ialah pada sudut atas bingkai cermin yang berwarna kuning emas itu
terdaat hiasan floralistis yang distilir sedemikian rupa. Di atas figura cermin
terdapat ventilasi berbentuk bulat berterali besi dimana menempel setangkai
bunga dari kuningan.
Melalui sebuah gang beratap dengan lengkungan-lengkungan lunas
perahu terbalik yang kaya dengan hiasan-hiasan floralistis dan geometris. Kita
sampai pada sebuah ruangan yang berada di penampil belakang. Luas ruangan ini
94 M2 dulu dipergunakan sebagai tempat upacara pernikahan dan ruang makan.
Diantara balairung dan ruang makan terdapat 2 kamar kecil di sebelah kiri dan
kanan sebagai kamar para dayang. Di dalam ruangan ini kita jumpai dua buah
kursi (tahta sultan) dan dua buah almari serta dua buah meja toilet yang
seluruhnya buatan eropa..
Istana maimun ini di bagian atasnya mempunyai I2 ruangan,2 ruangan
yang besar untuk upacara kerajaan dan 10 ruangan yang lebih kecil untuk
kelengkapannya. Sedangkan sebelah bawahnya ada 10 ruangan termasuk kamar mandi
,dapur,kantor sultan,penjara sementara dan tempat pemyimpanan barang.
Di sisi kanan,di depan istana berdiri sebuah bangunan atau rumah
adat karo,dimana di dalamnya ditempatkan sebuah meriam yang sudah puntung.
Kira-kira 10 m di depan istana ada semacam altar atau panggung yang dahulunya
bangunan itu adalah pondasi atau landasan dari dua buah patung kuda yang
berfungsi sebagai pancuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar